Sebelumnya saya pernah bercerita tentang
pengalamanku hidup bersama tumor. Iya benar, saya pernah mengalami penyakit
tumor itu selama dua kali.
Saya sempat sedih berkepanjangan karena tidak
menyangka kalau Allah SWT sedang menguji kesabaran saya. Semoga saja karena
ujian yang diberikan oleh Allah SWT ke saya bisa menggugurkan segala dosa saya
selama ini. Amin.
Setelah lama sembuh dari penyakit tumor itu, tidak
disangka-sangka saya diberikan sakit lagi oleh Allah SWT.
Awal mulanya, sepulang kuliah saya tiba-tiba
merasakan lemas, kepala pusing, dan ingin pingsan. Allah SWT baik banget sama
saya. Saya dipertemukan dengan teman-teman yang sangat baik. Salah satu teman
saya yaitu berinisial R, kebetulan dia ingin mampir ke kos saya karena dia mau
beristirahat. Saya merasa lega karena ada orang yang bisa menemani saya di kos.
Sekitar jam 5 sore, teman saya yang bernama R ingin
pamit pulang ke rumahnya. Setelah dia pergi dari kos saya, tiba-tiba saya
terjatuh dan tak sadarkan diri.
Saat saya sudah sadar, saya merasa demam dan saya
tidak sanggup untuk duduk apalagi berdiri. Saya tidak tahu mau minta tolong
sama siapa karena saya lemas tak berdaya di kasur.
Tetangga kos saya sedang tidak ada di kos. Ingin
berteriak dan memanggil seseorang tetapi saya tidak sanggup. Menatap layar
handphone saja saya tidak sanggup karena penglihatan saya pun mulai kabur.
Saat jam 9 malam, saya baru sadar dan bisa menghubungi
teman-teman satu kelas saya angkatan 2013 dari jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Mau menelpon teman saya juga tidak ada pulsa, yang ada hanya kuota
internet saja. Akhirnya saya menghubungi teman-teman lewat sosial media yaitu
grup di BBM.
Saya : “Teman-teman, ada yang bisa anter aku ke
rumah sakit gak? Aku lemes banget nih, gak kuat bergerak, demam aku tinggi
banget.”
M : “Aku bisa antar kamu besok pagi Fi karena
rumahku jauh di dekat pasar senggol dan aku tidak diizinkan keluar malam. Aku
minta maaf yah Fi”
Al : “Weh antar dulu itu ke Rumah sakit tawwa”
RA : “Aku otw ke kos kamu yah Fi. Kamu siap-siap
sekarang”
(Mohon maaf jika ada kesalahan dari dialog diatas
karena saya sudah agak lupa hehehehe. Maaf yah teman-temanku PLS 2013 )
RA pun menjemput saya di kos. Kami pun bergegas ke
Rumah Sakit yang terdekat dari kos saya. Sesampainya di Rumah Sakit, saya
ditolak oleh para perawat yang menjaga malam disana.
RA : “Bu teman saya lagi sakit parah sekarang, bisa
tolong diperiksa sekarang?”
Para perawat menjawab dengan kasar dan
marah-marah...
Perawat: “Kamu tau gak sekarang tuh sudah jam
berapa. Telat banget sih datangnya. Besok pagi baru datang lagi kesini”
Teman saya pun menjawabnya dengan nada marah juga.
Siapa juga yang tidak emosi.
RA : “Tapi bu teman saya sakit parah. Kalau ibu
tidak mau periksa teman saya nanti saya.......”
Saya pun langsung menghentikan teman saya. Dengan
pasrah saya berkata...
Saya : “Yaudah RA gak usah dipaksa yah kalau mereka
gak bisa periksa aku. Kamu bawa aku kembali aja ke kos. Aku istirahat aja
disana. Kamu beliin aku obat warung aja. Aku juga gak enak sama kamu karena aku
udah ngerepotin kamu”
RA : “Gak bisa begitu Fi, masalahnya mata kamu
merah, panas kamu tinggi dan kamu lemas banget. Kamu gak bisa sembarangan minum
obat. Kamu harus periksa ke dokter. Sekarang kita cari rumah sakit yang lain
aja, yang mau nerima kamu.”
RA pun langsung menarik tangan saya dan membawa saya
pergi ke Rumah Sakit yang lain. Tengah malam kami berdua mengelilingi kota
Makassar.
Akhirnya kita berdua pun sampai di Rumah Sakit yang
baru saja dibangun. Lokasinya agak jauh dari kos saya.
Saat masuk kesana, ada seorang nenek tua yang
menjaga malam Rumah Sakit tersebut. Sepertinya dia perawat disana. Dengan nada
sinisnya, dia berkata “Tau gak sekarang jam berapa? Besok pagi dateng kesini,
sudah tengah malam ini”.
Temanku RA menjadi tambah kesal dan ingin
marah-marah ke nenek tersebut. RA pun langsung men-chat teman-teman saya satu
kelas angkatan 2013 dari jurusan Pendidikan Luar Sekolah di grup BBM.
RA : “Cika, Fifi ditolak untuk kedua kalinya di
Rumah sakit dekat kampus. Tolong sai kodong, kasihan mi Fifi kalau tidak
diperiksa dan ditangani. Bisa mati anakna orang”. ( logat Makassar )
Satu persatu teman-teman saya membalas chatnya RA
dengan nada kesal.
Tidak disangka-sangka,
teman-teman saya rombongan satu angkatan 2013 dari jurusan Pendidikan Luar Sekolah datang
semua menjenguk saya. Saya senang sekali. Rasa sakit yang saya alami mulai terobati karena kedatangan mereka semua. Teman saya datang dengan nada marah-marah, kalau bahasa makassarnya
“rewah”.
Salah satu teman saya si RI berkata: “Kodong. Kenapa
ko Fi? Sakit apa ko? Tidak diterima di Rumah Sakit mana ko? Mereka tidak tau
kah siapa kita? Mahasiswa kau weh ini heh. Lihat saja nanti, saya demo sama teman-teman. Kalau perlu ambruk kan Rumah Sakit yang menolak kau” ( dengan nada
suara yang lantang dan emosi yang membara hahahaha )
RA : “Hahahaha. Fi, anak-anak lucu banget. Main drama pake peran antagonis udah kayak di sinetron-sinetron. Mereka kayak gitu biar kamu gak
ditolak di rumah sakit ini kali yah hahahaha”
Saya pun tertawa di dalam hati.
Akhirnya ada seorang dokter yang baik hati langsung
menghampiri saya dan berkata....
Dokter: ”Sini biar saya periksa kamu. Kasihan dia
kayaknya sakit parah”.
Alhamdulillah, terima kasih banyak Ya Allah. Tapi,
kira-kira dokter itu memang dari hati nuraninya mau to tolong saya atau takut sama teman-teman
saya yang “rewah”? Hahahaha kurang tau juga deh..
Saya: “Terima kasih dokter, saya tersiksa banget nih
sama kondisi badan saya yang sekarang.”
RA: “Iya dokter kasihan banget teman saya, mana lagi
teman saya ini orangtuanya ada di Bekasi. Dia jauh dari orangtuanya.”
Dokter: “Iya dek kamu tenang aja yah biar saya yang
tangani teman kamu ini. Oh yah siapa nama kamu dek?”
Saya: “Fifi dok.”
Dokter: “Haduh kamu belum makan selama seharian ini
yah? Kamu lemas sekali dan demam mu tinggi. Saya infus kamu yah.”
Saya: “Iya dok”
Rumah sakit pun menjadi ramai semenjak teman-teman
satu kelas saya yang menjenguk saya dengan membawakan saya
peralatan (selimut, bantal, pakaian, alat mandi, dll), membelikan saya makanan
dan minuman, menghibur saya dan akhirnya tertawa bersama.
By the way, saat saya lagi diinfus, saya
memperhatikan tingkah laku teman-teman saya.
Teman saya berinisial AL, lagi dikerubungin (lalat
ijo kali) sama cewek-cewek perawat yang pengen banget foto bareng sama dia. Ya
elah, artis juga bukan lu tapi emang teman saya yang berinisial AL ini memang
mempunyai wajah yang tamvan ruvawan. Hmmmmm
Teman saya berinisial H malah kebalikannya, dia
sibuk ngegodain cewek-cewek perawat disitu. Modus beudddddddd
Teman saya berinisial R yang tadi mengantar saya ke
rumah sakit, dia sibuk mengambil gambar saya mulai dari saya diperiksa dokter,
saat saya terbaring di tempat tidur rumah sakit sampai pas saya diinfus, bisa
dibilang dari atas kepala sampai kaki, mungkin dia juga sempat selfie sama
saya, entahlah. Ini anak emang gak mau ketinggalan moment. Bisa jadi gambar
saya dia share ke sosmed.
Tapi yaaaa boleh lah siapa tau saya bisa ngehits dan mendapatkan rating
tertinggi jadi bisa mengalahkan Syahrono. Hmmm bisa jadi
Teman saya berinisial RI, dia malah ketakukan
melihat saya yang sedang diinfus.
RI : “Fi, mallak (takut) ku saya sama jarum suntik.
Hihhhh” (ekspresi mukanya ketakutan sambil menutupi wajahnya)
Saya : “ Ya Allah, lompona poeng kalle nampa bura’ne
jeko na mallak ko sama jarum suntik.” (Badan kamu kan gede terus kamu kan laki-laki
masa takut sama jarum suntik)
Akhirnya dia sendiri pun tertawa terbahak-bahak.
Mungkin dia kehilangan kesadarannya. Entahlah
Dan satu lagi, teman saya berinisial AM. Dia yang
menghabiskan semua makanan saya. Maklum lah dia badannya gede gitu. Yaudah
gapapa dari pada makanannya dinganggurin. Tapi eh sumpah, ini
kingkong dateng
dari mana hahahaha.
Waktu jam besuk pun sudah habis, kayaknya hampir
sampai pagi saya bersama teman-teman semua di rumah sakit hehehehe.
Akhirnya teman-teman saya pun satu-persatu pulang ke
rumahnya. Ada teman laki-laki saya yang menjaga saya sebentar dari luar rumah
sakit sebelum pulang terlebih dahulu, kebetulan tempat tidur saya berpas-pasan
dengan pintu keluar rumah sakit. Teman saya yang perempuan menjaga saya di
dalam rumah sakit dan mereka saling bergiliran lho, kalau hari ini 2 orang
perempuan yang menjaga saya, keesokan harinya teman saya yang lain yang
perempuan yang menjaga saya, sampai seterusnya.
Sebelum pulang, mereka sempat-sempatnya mengambil gambar selfie.
Tebak, saya yang mana?
Beberapa hari kemudian saya dijemput oleh tante saya
dan saya pun dibawa pulang ke rumahnya. Oh yah, hasil pemeriksaan dokter
ternyata saya terkena penyakit typus. Saya sih masih harus dirawat di rumah
sakit tapi tante saya tidak membiarkan saya karena tante saya bilang nanti juga
saya bisa sembuh sendiri kalau dirawat di rumah ya dalam kurung biar gak banyak
ngeluarin duit kali hahahaha.
Oke, cukup sekian cerita saya kali ini. Terima kasih
yah sudah membaca tulisan saya :)
Pesan dari saya, kalian jangan pernah merasa sendiri
yah karena kalian mempunyai Tuhan, kalian juga mempunyai teman yang selalu ada disamping
kalian, teman yang bisa berbagi kegembiraan maupun kesedihan, selalu ada untuk
peduli dan membantu teman yang membutuhkan. Dalam hidup ini, setiap orang pasti
saling membutuhkan. Jadi, jagalah hubungan pertemanan kalian sebaik mungkin.
Jaga mereka yang selalu berusaha untuk membantumu karena mereka lah
setulus-tulusnya teman.
“Good friends are like stars. You don’t always see
them, but you know they’re always there”.